kalender

Jumat, 17 Maret 2017

Djadjang, Legenda yang Menang di Tiga Jenjang

Djadjang, Legenda yang Menang di Tiga Jenjang

Jumat, 13-01-2017 17:09
Djadjang Nurdjaman adalah legenda © PERSIB.co.id/M. Jatnika S
Sepakat atau tidak, Djadjang Nurdjaman (Djanur) adalah legenda bagi PERSIB dan sepakbola Indonesia. Dialah satu-satunya orang yang sukses meraih gelar tertinggi dalam tiga jenjang karir sepakbola profesionalnya.

Pertama, sebagai pemain Djanur sukses membawa Maung Bandung meraih dua trofi juara. Yaitu pada kompetisi Perserikatan 1986 dan 1990.

Prestasi keduanya adalah ketika ia menjabat sebagai asisten pelatih dari Indra Tohir pada Liga Indonesia pertama di tahun 1994-1995. Pada kesempatan itu PERSIB kembali menenteng trofi kehormatan sebagai juara liga.

Sementara yang ketiga adalah ketika ia menjabat sebagai pelatih PERSIB. Djanur membawa Maung Bandung juara pada Liga Super Indonesia tahun 2014 setelah puasa gelar selama 19 tahun.

Djanur mengatakan jika dirinya termasuk orang yang sangat beruntung mendapatkan karunia seperti itu. “Yang pasti bangga dan bersyukur, karena sampai saat ini tidak ada yang bisa seperti itu. Sukses sebagai pemain, asisten pelatih dan juga pelatih. Bukan menyombongkan diri, tapi memang kenyataannya seperti itu,” kenang Djanur.

Mencetak gol penentu juara Kompetisi Prserikatan di menit ke 77 pada pertandingan final menghadapi Perseman Manokwari di Stadion Utama Senayan tahun 1986 silam menjadi momen yang tak akan terlupakan bagi Djanur.

“Itu momen paling berkesan. Saat itu PERSIB sudah puasa gelar selama 25 tahun.  Dan Alhamdulillah, gol semata wayang saya kala itu menjadi penentu juara,” kata pria yang semasa menjadi pemain menempati posisi sayap kiri itu.

Bahkan pada Kompetisi Perserikatan tahun 1990, ia pun memiliki andil besar untuk gol kedua yang tercipta bagi Maung Bandung ke gawang Persebaya. Ia ikut andil dengan mencetak assist kepada Dede Rosadi.

Karirnya didunia persepakbolaan terbilang mulus. Setelah membawa gelar juara sebagai pemain ia mendapatkan tawaran sebagai asisten pelatih PERSIB. “Saat itu saya diajakin Pak Tohir untuk menjadi asisten di Liga Indonesia pertama. Saya beruntung waktu itu, karena saya tidak perlu susah payah bersainga dengan yang lain,” ujarnya.

Dan jabatan sebagai pelatih PERSIB pun datang pada tahun 2012. Ia dipercaya menjadi pawang Maung Bandung untuk mengarungi Liga Super Indonesia musim kelima tahun 2013. Namun sayang, pada liga kali ini, Djanur gagal memberikan gelar juara bagi Pangeran Biru.

“Sebagai pemain ketika mengalami kekalahan rasanya tidak terlalu memberatkan pikiran, dikritik iya. Tapi tidak berlarut dan terlupakan dengan pertandingan selanjutnya. Tapi sebagai pelatih, ketika kalah dan tidak bisa bawa juara. Itu mendapat hujatan dari berbagai penjuru. Jujur itu menjadi beban apalagi bawa nama PERSIB,” ungkapnya.

Kegagalan tidak membuat legenda PERSIB ini putus asa. Apalagi di musim berikutnya, ia masih dipercaya untuk meneruskannya. Pelatih yang kini tengah menekuni Kursus Kepelatihan di Thailand guna mendapatkan lisensi A AFC ini kembali didaulat menjadi sang arsitek tim kebanggaan bobotoh. Ia mengaku berupaya keras dengan segala daya dan upaya untuk membawa kembali gelar juara pada musim keenam ini setelah 19 tahun tak kunjung diraih.

“Sempat ganti-ganti pelatih, bahkan tidak sedikit pelatih asing mendarat di PERSIB. Tapi Alhamdulillah saya yang kebagian rizki membawa PERSIB jadi juara liga 2014. Segala daya dan upaya saya kerjakan untuk bawa PERSIB juara. Banyak halangan dan rintangan. Tekanan dari sana sini. Tapi Alhamdulillah membuahkan hasil,” jelasnya.

Memasuki tahun 2015, hal tak mengenakkan menimpa sepakbola Indonesia. Konflik berkepanjangan membuat Indonesia disanksi FIFA dan seluruh kompetisi terhenti.

Sebagai pengisi kekosongan kompetisi, dibentuklah beberapa turnamen sepakbola di Indonesia dan salah satu yang mengawalinya adalah Piala Presiden. Di turnamen tersebut, satu trofi kembali disumbangkan Djanur bagi Pangeran Biru setelah berhasil menundukkan perlawanan Sriwijaya FC dengan skor 2-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.

Saat ini Djanur tengah mendalami kursus kepelatihan untuk mendapatkan lisensi A AFC. Karena saat ini Djanur baru memiliki lisensi B AFC. Dengan bekal itu, ia berharap PERSIB kembali menggondol trofi juara dari liga musim ini yang rencannanya akan mulai bergulir akhir Maret 2017 mendatang.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar